-->

Islam agama Universal

Islam Agama Universal


Mari kita renungkan nikmat yang  paling besar dalam hidup ini. Islam memiliki banyak keistimewaan yang tidak dimiliki oleh agama mana pun. Salah satu keistimewaannya adalah bahwasanya Islam merupakan satu-satunya agama yang bersifat universal; artinya diturunkan untuk seluruh umat manusia dan jin, di mana pun dan kapan pun mereka berada.


Islam dimana ajarannya mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia yang berlaku di setiap tempat dan masa. Islam merupakan agama yang memiliki keseimbangan orientasi hidup, yaitu kehidupan dunia dan akhirat. Islam bukan sebuah agama yang hanya mementingkan kehidupan spiritual. Lebih dari itu, Islam juga agama peradaban. Islam adalah sebuah jalan hidup yang lengkap. Islam bukan sekedar agama yang mementingkan moral belaka. Islam merupakan sebuah khazanah yang kaya dengan berbagai unsur. Salah-satu unsur peradaban yang penting yang turut membentuk peradaban Islam adalah ilmu pengetahuan.

Islam itu sendiri, secara totalitas, merupakan suatu keyakinan bahwa nilai-nilai ajarannya adalah benar dan bersifat mutlak karena bersumber dari Yang Mahamutlak. Dengan demikian, segala yang diperintahkan dan diizinkan-Nya adalah suatu kebenaran, sedangkan segala sesuatu yang dilarang-Nya adalah kebatilan.


Sungguh, Islam adalah agama yang sangat mementingkan ilmu pengetahuan bagi penganutnya. Islam bahkan mengharuskan pemeluknya untuk belajar dan menuntut ilmu pengetahuan seumur hidup. Islam sendiri adalah agama yang menjadikan dirinya sebagai sebuah ilmu, sehingga dikenal istilah ilmu-ilmu agama (ulum ad-din). Di dalam Islam, tidak ada pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan sekuler dan agama. Semua ilmu pada hakikatnya berasal dari Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Allah sendiri dalam Al-Qur’an menyatakan akan mengangkat derajat orang beriman yang berilmu lebih tinggi dari orang beriman biasa. 


Allah mendorong kaum muslimin untuk memperhatikan jagad raya sebagai ayat atau tanda sekaligus sebagai sumber ilmu. Alam semesta ini merupakan sebuah tanda kebesaran Tuhan. Alam semesta ini berjalan sesuai dengan ilmu Allah. Ada hukum-hukum Allah atau Sunnatullah yang mengatur semesta ini. Kehidupan manusia, hewan-hewan, dan tumbuh-tumbuhan adalah bagian dari ilmu Allah. Manusia sebagai duta Allah di bumi berkewajiban untuk menguak ilmu-ilmu Allah tersebut. Jadi biologi atau ilmu tentang kehidupan di alam semesta ini sangat penting dalam Islam. Al-Qur’an banyak memberikan isyarat tentang kehidupan berbagai makhluk di alam raya. Al-Qur’an bicara tentang laba-laba, binatang melata (dabbah), sapi, unta, semut, kuda, nyamuk dan lain sebagainya. Alam semesta ini direndahkan untuk manusia. Semua produk alam semesta ini harus digunakan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Ilmu pengetahuan harus dimanfaatkan oleh manusia untuk menghasilkan barang-barang yang dapat memberikan kehidupan yang baik pada diri manusia itu sendiri.


Perintah pertama dalam Al-Qur’an adalah membaca. Perintah ini mengandung isyarat agar manusia belajar. Membaca adalah kunci ilmu pengetahuan. Hal ini sebenarnya sangat aneh karena perintah Allah yang pertama dalam Al-Qur’an bukan untuk beriman melainkan untuk membaca. Dalam berbagai hadis, Nabi Muhammad Saw memerintahkan kaum muslimin untuk mencari ilmu ke mana saja bahkan hingga ke negeri China. Yang dicari di China bukan ilmu agama, tapi ilmu-ilmu sekuler. Menariknya, dalam berbagai kitab hadis yang disusun oleh ulama-ulama, terdapat berbagai keutamaan orang berilmu. Keutamaan orang-orang berilmu, kata sebuah hadis, bagaikan bulan purnama di langit malam yang kelam. Selain itu ibadah orang yang berilmu lebih utama dari orang bodoh. Bahkan orang yang berilmu bagaikan Nabi bagi umatnya. 


Peradaban Islam pada masa kejayaannya adalah peradaban ilmu pengetahuan. Ilmuwan-ilmuwan Islam banyak menyumbangkan karya-karya monumentalnya bagi dunia ilmu pengetahuan. Ilmuwan seperti Al-Biruni, Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, dan Al-Farabi telah menulis berbagai karya penting dalam bidang ilmunya masing-masing. Apa penyebab peradaban Islam mampu menyumbangkan berbagai karya yang mengagumkan di masa lalu?


Hal ini disebabkan umat Islam adalah umat yang terbuka pada masa kejayaannya. Kaum muslimin yang melakukan berbagai ekspansi militer ke berbagai wilayah di Timur Tengah, Asia, Eropa, dan Afrika tidak merendahkan bangsa-bangsa yang ditaklukkannya. Mereka memperlakukan bangsa-bangsa taklukannya dengan penuh rasa hormat. Para penguasa Muslim dianggap sebagai pembebas kaum tertindas di wilayah-wilayah tersebut. Kaum muslimin yang jumlahnya masih sedikit pada masa itu menyerap ilmu pengetahuan peradaban yang ditaklukkannya selama tidak bertentangan dengan dasar-dasar ajaran Islam. Ilmu pengetahuan alam seperti matematika, fisika, biologi, kimia, astronomi, kedokteran didapat kaum muslimin melalui penerjemahan karya-karya Yunani, Mesir, Khaldea, China, dan India ke dalam bahasa Arab pada abad ke-10. Peradaban Islam mewarisi ilmu pengetahuan dari berbagai peradaban di dunia. Ini artinya Islam tidak datang untuk menghapuskan berbagai kebudayaan di dunia ini. Islam justru mengakomodasi berbagai kebudayaan yang pernah hidup di dunia ini.. Para penguasa Islam di masa lampau mengadakan dialog dengan berbagai peradaban.


Operasi ekspansi militer kaum Muslimin keluar tanah Arab ke berbagai benua tidak disebut sebagai operasi penaklukan melainkan pembebasan (futuhat). Kaum muslimin hanya bersenjatakan Al-Qur’an dan Sunnah. Ini membuktikan Al-Qur’an bukan doktrin yang kaku. Menurut Nurcholish Madjid, umat Islamlah yang pertama kali menghapuskan sekat-sekat kebangsaan dalam ilmu pengetahuan. Pada mulanya, ilmu pengetahuan terkotak-kotak dalam berbagai bangsa. Mereka tidak mau membagi ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada bangsa-bangsa lain. Mereka mengekslusifkan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sehingga dikenallah matematika India, matematika China, astronomi Mesir, astronomi India, kedokteran China, India dan sebagainya. Peradaban Islamlah yang pertama kali menguniversalkan ilmu pengetahuan dari yang tadinya terkotak-kotak tersebut. Peradaban Islamlah yang membebaskan ilmu pengetahuan dari fanatisme yang sempit. Dalam hal ini, peradaban Islamlah yang mengenalkan positivisme dan empirisme. Peradaban Islam memperkenalkan apropriasi, yakni mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dari berbagai bangsa tanpa terlarut dalam kebudayaan tersebut. 


Dengan demikian, peradaban Islam menjadi peradaban yang kosmopolitan, dinamis, dan terbuka. Para penguasa muslim menaungi para intelektual, ilmuwan, filsuf, penyair, sufi, dan penulis. Para penguasa muslim mempunyai perhatian dan besar untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Para penguasa muslim mendirikan observatorium, laboratorium, perpustakaan, balai penerjemahan, universitas, dan rumah sakit. Mereka bahkan berlomba-lomba membangun perpustakaan besar yang mampu memuat banyak buku. Salah-satunya yang terkenal adalah perpustakaan dan balai penerjemahan Baitul Hikmah di Baghdad yang didirikan Khalifah Abbasiyah Al-Ma’mun pada abad ke-10. 


Berbagai macam buku ilmu pengetahuan diterbitkan pada masa kejayaan Islam. Peradaban Islam menjadi peradaban buku atau peradaban bacaan. Penyebaran buku-buku Islam ke berbagai wilayah di dunia meningkatkan gairah para pelajar.. Peradaban Islam menyumbangkan pemikiran kemanusiaan yang kreatif dan dinamis. Buku Seribu Satu Malam misalnya karya penulis Muslim menjadi karya dunia yang diakui keindahannya sampai ini. Buku Kalilah wa Dimmah yang diterjemahkan dari bahasa Sansekerta ke bahasa Arab juga menjadi karya sastra dunia.


Salah-satu doktrin dalam Islam yang menyebabkan ilmu pengetahuan berkembang pada masa kejayaannya adalah doktrin kemuliaan akal. Dalam Islam, akal adalah anugerah Tuhan kepada manusia yang tidak diberikan kepada makhluk lain. Dengan akal, manusia dapat mempelajari ilmu pengetahuan dan mengembangkannya. Dengan akal, manusia dapat meningkatkan kemampuan berpikirnya. Akal menyebabkan manusia mempunyai moral dan nilai-nilai luhur. Agama adalah akal dan tidak ada agama bagi mereka yang tidak berakal. Al-Qur’an menyuruh manusia menggunakan akalnya untuk menemukan kebenaan. Al-Qur’an memuji manusia yang menggunakan akalnya. Kepada mereka, dinisbahkan istilah Ulu Al-albab, yakni orang-orang yang berpikiran mendalam. 


Al-Qur’an menyebutkan ketika Tuhan menciptakan Adam sebagai manusia pertama dan khalifah di muka bumi, malaikat mengajukan protes. Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk yang akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah? Tuhan menjawab bahwa Ia lebih tahu daripada para malaikat. Tuhan mengajari Adam nama-nama (al-asma’) benda di alam raya. Nama-nama di sini sebenarnya simbol ilmu pengetahuan. Jadi Adam mempunyai kemampuan konseptual. Tuhan lalu memperlihatkan kemampuan Adam kepada para malaikat. Malaikat mengakui keunggulan Adam seraya memuji Tuhan. Tuhan memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam. Manusia lebih mulia daripada malaikat. Manusia diberi berbagai macam potensi yang tidak dimiliki oleh malaikat. Oleh sebagian filosof, manusia disebut sebagai masterpiece Allah di muka bumi. 


Jadi seharusnya ilmu pengetahuan membuat manusia untuk tunduk dan sujud kepada Allah. Penguasaan ilmu pengetahuan seharusnya tidak membuat manusia menjadi sombong dan angkuh. Ilmu pengetahuan seharusnya membuat manusia menjadi tawadhu’ atau rendah hati. Ilmu pengetahuan harus disebarkan kepada umat manusia agar bermanfaat. Semangat inilah yang mendasari penyebaran ilmu pengetahuan dalam Islam. Bagi umat Islam, ilmu pengetahuan dikatakan bermanfaat jika ia dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Seorang muslim dianjurkan untuk berdoa meminta ilmu yang bermanfaat kepada Allah. Ilmu harus dilanjutkan dengan amal. Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah. Ilmu pengetahuan harus membuahkan hasil yang baik bagi manusia. 


Ini berbeda dengan filsafat ilmu pengetahuan Barat yang sekuler yang menjauhkan ilmu pengetahuan dari Tuhan. Dalam filsafat ilmu pengetahuan Barat, manusia adalah ubermensch atau manusia unggul yang berhak menaklukkan alam semesta. Hal ini menyebabkan manusia menjadi angkuh. Di dalam Islam, manusia sebagai duta-Nya di muka bumi harus merawat dan menciptakan harmoni di muka bumi. Manusia tidak diperkenankan Tuhan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah sesama manusia di muka bumi. Manusia harus menyerap sifat-sifat-Nya dan menyebarkan kasih sayang di muka bumi. Semangat pengembangan ilmu pengetahuan di dalam Islam sebagaimana dipesankan Al-Qur’an adalah islah al-ardh atau perbaikan bumi, bukan fasad al-ardh atau berbuat kerusakan di muka bumi. 


Kondisi dunia di abad ke-21 ini amat jauh dari cita-cita Al-Qur’an. Saat ini berbagai bangsa berlomba-lomba mengembangkan pengetahuan dengan tujuan untuk menaklukkan bangsa lain. Perlombaan pengembangan senjata militer dilakukan agar satu bangsa bisa menguasai bangsa lain. Mereka amat pelit membagi ilmu pengetahuannya kepada bangsa-bangsa yang belum berkembang. Hal ini jauh dari apa yang pernah terjadi di masa lampau saat umat Islam mencapai kejayaannya. Umat Islam masa lampau sebagaimana disebutkan Al-Qur’an menjadi saksi bagi manusia.


Untuk menghidupkan vitalitas peradaban Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan tidak mudah. Negara-negara muslim saat ini hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan bukan pencipta. Oleh karena itu, para pemimpin Islam harus memperhatikan pendapat mantan Presiden RI B.J Habibie, untuk membangun riset dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Negara-negara Islam sebenarnya mempunyai sumber daya alam yang memadai. Sayangnya, kondisi ekonomi politik internasional tidak mendukung. Saat ini negara-negara Barat menguasai percaturan politik dunia. Mereka tidak rela negara-negara Islam lebih maju dari mereka. Negara-negara Islam dibiarkan terus miskin dan terbelakang, kecuali negara-negara tertentu. Barat tidak mau Islam bangkit. Umat Islam harus melakukan perlawanan terhadap mereka. Tentu, tidak dengan senjata, melainkan dengan semangat pengembangan ilmu pengetahuan. Semangat peradaban Islam harus dibangkitkan kembali. Peradaban Islam harus disuntikkan dengan ide-ide kreatif dan unsur-unsur dinamis. Menarik sekali pernyataan cendekiawan Islam Mohammed Arkoun bahwa tanpa kembali menggunakan akal, umat Islam tidak akan bangkit kembali. Ini artinya semangat berpikir bebas dalam suasana intelektual harus dihidupkan kembali. 



0 Response to " Islam agama Universal"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel